Move To Beranda

Semua postingan terbaru aku alihkan ke beranda. Move on dari laman ini. Move to Beranda.

Rintangan

Hidup adalah petualangan, dimana dalam petualangan kita bertemu dengan banyak rintangan, tantangan dan hambatan yang harus dutaklukan. Semua itu memang harus ditaklukan, dulumpuhkan dan dilewati agar kita dapat terus melangkah. Rintangan dan tantangan hadir memberi banyak pelajaran, memberikan kita kesempatan untuk berkembang, memberikan kesempatan untuk meningkatkan performance. Seperti yang dikatakan salah satu dosenku

Weekend Journal

My weekend.. 20 Nov 16

Selamat malam, aku baru saja pulang dari kunjunganku ke Desa Kediri Gadingrejo tempat KKN ku pada bulan Juli yang lalu. Ini merupakan salah satu agenda weekendku kali ini. Aku sudah satu bulan lebih tidak pulang ke kampung, karena masih disibukkan dengan aktifitas kuliahku di kota Bandar Lampung.
Pada kesempatan ini aku akan menceritakan kegiatanku selama weekend ini yang menurutku tidak seperti weekend - weekend biasanya.

1. Ngupik

Penculikan Demisioner

Selamat pagi Saturday, saturday morning writting - writting.
Aku terbangun dari tidur produktifku setelah semalaman aku tak tidur. Hari yang cerah meskipun matahari masih malu - malu menampakkan sinarnya. Setelah mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh aku segera menyalakan laptop dan segera mengoneksikan dengan wifi portable androidku. Pertama - tama buka gadget dan cek beberapa pesan dari medsos yang tak terbalas karena semalam aku tidur lebih awal. Kubalas beberapa pesan yang masuk dan segera kunyalakan dispenser untuk menyeduh secangkir kopi. Ya secangkir kopi di pagi hari seakan wajib sebagai pembuka semangat meskipun hari ini weekend.

Akhirnya...

Diujung aktifitasku hari ini ku tutup dengan makan malam, makan tengah malam mungkin lebih tepat setelah makan pagi jam 10.00 tadi pagi. Menu makan malam ini nasi goreng langganan pertigaan deket kostan.
Touch down

Jawaban gundahku..

Aku baru saja tiba di kostan, setelah berlatih wall climbing di kampus, mendampingi anggota divisi yang akan bertanding besok. Bukan hanya sekedar mendampingi, aku juga ikut berlatih. Ya. Beberapa hari terakhir aku merasa jenuh dengan kehidupan kampus, dan wall climbing ini jadi aktifitasku menghilangkan kejenuhan, di tengah urusan kampus dan himpunan kemahasiswaan.

Setibanya di kostan, ternyata ekspektasi akan kamar kostan yang lengang dan kondusif jauh dari harapan.

Aktivis dikebiri akademis

Selamat pagi..... Menjelang siang...
Tiga tahun lebih aku berada di kampus, di Universitas Lampung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Ilmu Administrasi Negara. Pertengahan 2013 aku resmi menjadi mahasiswa, yang awalnya aku pahami, kuliah itu ya kuliah, di kelas dan di meja. Itu saja. Tapi semua persepsiku hangus ketika aku menjadi mahasiswa baru dan masuk dalam zona pengkaderan.

Di ujung malam

Di ujung malam tepatnya telah berganti hari. Aku baru pulang sampai di kosan. Ya. Hari - hariku masih disibukkan dengan aktifitas organisasi. Tahun ini aku berfokus ke Pecinta Alam Fakultas. Ditempatkan sebagai Kepala Divisi Litbang dimana pengkaderan dan pengembangan potensi anggota menjadi tugas utama divisi ini. Lumayan, di samping menambah pengalaman organisasi, juga sebagai pengisi di waktu luangku di semester ini.

Krgiatan malam ini atau tepatnya dari sore hingga tengah malam ini adalah wall climbing.

Mentari

Selamat pagi mentari pagi
Silaumu menusuk mata
Memaksa aku terbangun dari mimpi
Yang tiada jadi nyata

Pengelana ini masih sendiri
Mencari definisi dari kata hati
Layaknya secangkir kopi
Glukosa menyamarkan jati diri
Kopi yang pahit jadi tak berarti
Rasa manismu menutupi

Di dapur

Hujan di sore ini, aku sedang berada di dapur, di rumahku. Ya benar - benar di rumah. Bukan di dapur kostan atau di dapur basecamp. Ya. Aku sedanf berada di rumah, hanya ingin sekedar melepas kerinduan dengan keluarga dan melepas penat dari rutinitas kampus dan aktivitas aktivis kampus.
Saat ini hujan, atau lebih tepatnya hujan rintik, gerimis mengundang, mengundang kegalauan, mengundang berbagai kenangan. Jika saat gerimis sperti ini, aku jadi teringat saat - saat di tempat KKN,

Sementara

Hari ini, mungkin lebih tepatnya dini hari. Sperti biasa mataku enggan terpejam dengan ribuan kecamuk di kepalaku. Kegelisahan yang memghujam di dalam relung hati. Kata orang hidup itu harus bermasalah, klo gak mau bermasalah gak usah hidup.

Sementara kusibukkan otakku dengan masalah yang ada. Masalah kuliahku dengan nilai yang belum terbit, masalah skripsiku yang belum juga menemui masalah yang greget, dan masih banyak lagi kawan - kawan serta anak dari masalah itu.

Sementara

KeLana

Hening, tak ada suara
Gelap tak ada cahaya
Sunyi dan begitu sepi
Hampa, hambar tanpa rasa
Kosong, polos tanpa warna

Sebuah cerita perjalanan

Segitiga Berjubah Besi

Hidup Himagara
Sebuah jargon garang yang akan selalu kami rindukan. Ya. Kami adalah segitiga berjubah besi, satu angkatan, dan pernah menjabat sebagai presidium pada periode kepengurusan Himagara 2015-2016.

Aku diamanahkan menjadi ketua umum Himagara pada saat itu, dan aku sadar untuk menjalankan amanah itu butuh partner yang seimbang dan bisa melengkapi. Sebut saja sekretaris umum dan bendahara umum. Mereka berdua bukan orang biasa, karena aku tidak akan seimbang tanpa mereka. Kami seperti segitiga, yang apabila hilang satu diantara kami akan terjadi pergolakan dan menyebabkan ketidakseimbangan. Pertimbanganku memilih mereka sebagai presidium adalah, memiliki jiwa leadership, pengkader dan tentu saja tahan banting. Ya. Mereka berdua memiliki spesialis yang berbeda untuk menyeimbangkan diriku sebagai ketua umum pada saat itu.

Sekretaris Umum

Flashback...

Sekarang pukul 01.10 dini hari, komplek ratulangi gang onta. Ditempat yang sama sperti dua tahun yang lalu dan beberapa waktu dekat yang lalu. Jika dulu posisiku berada di sini sebagai Mahasiswa baru, skarang aku telah menjadi senior demisioner yang baru saja melepas status pengurus di HMJ.
Bersama angkatan 2010 yang sekarang telah jadi alumni dan kawan maen kami dulu di kampus, dan skarang pun masih sama, meskipun selisih jauh antara 2010 dan 2013 tapi tidak menjadi jarak untuk pertemanan dan keakraban kami. Semua mengalir begitu alami, dalam wadah pengantar, Himagara.

Di ruangan cukup sesak,

Kkn hari ke 2

Hari kedua kkn ppm desa kediri belum juga terlalu sibuk. Kami masih harus melakukan pendekatan kepada warga, sembari melihat lagi peluang dan potensi yang ada di desa ini khususnya dusun 2.
Siang ini datang petugas dari biogas rumah tangga kota Metro untuk mengontrol biogas yang ada di tempat kami, sekalian mengecek lokasi dan mengukur tempat untuk pembuatan biogas baru. Lokasi pembuatan kali ini akan bertempat di dekat rumah bapak Kadus 2 dan di rumah pak Gepeng (bukan nama asli).

Hari pertama kkn

18 Juli 2016, hari pertama kkn, di desa Kediri kec. Gadingrejo kab. Pringsewu. Aku tergabung dalam kelompok kkn program pemberdayaan masyaralat (PPM), yang salah satu programnya dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, yaitu salah satunya pemanfaatan kotoran sapi sebagai biogas. Emang bukan bidang keilmuanku tapi setidaknya aku dapat pengalaman dan pelajaran baru.
Kami berjumlah 29 orang mahasiswa dari berbagai jurusan,

Sahabatku, Cintaku

Bukan lagi pacar tapi tetap sayang. Dan itu lah perasaanku untuknya. Dan itulah kami, yang tak lagi berstatus pacar tapi tetep seru jalan bareng, tetep jadi temen baik dan temen akrab, tetep masih sayang meskipun tak bisa memiliki.
Ya itulah awal kami dulu, jadi temen baik dan temen deket. Tak ada selintaspun untuk pacaran, hingga waktu berjalan status itu terulang kedua kalinya.
Gak terasa udah jadi mantan lagi, ya jadi temen baik kaya dulu lagi, tanpa status pacar, tapi tetep seru, tetep asik, tetep jadi temen baik, tetep bisa gila - gilaan, tetep terlihat baik oleh masing masing orang tua kita.

Titik

Malam ini aku terduduk sendiri dibawah kepungan ribuan bintang. Kecil, aku hanyalah titik kecil di bawah sini yang tak mungkin terlihat dari atas sana. Masih di suasana bulan ramadhan,

Selamat mudik lebaran

Selamat pagi dunia, selamat pagi terminal rajabasa yang sudah dipenuhi penumpang yang akan mudik.
Hari ini pagi - pagi sekali aku sudah beranjak dari kostku dan ke terminal. Menaiki bis damri ke kalirejo, di dalam bis bertemu dg seorang ibu paruh baya. Beliau mudik dari jakarta ke tempat asalnya di Purwodadi Kalirejo.

Night in alone

Malam ini ku sendiri. Ya, karena teman - teman yang lain telah pulang ke kampung halaman di H-6  lebaran ini.
Hampir 3 jam aku bergelut dengan pensil dan buku gambarku. Dan akhirnya satu lagi corat - coretku menghasilkan sosok yang ku kenali detailnya. Sesorang yang pernah ada mengisi warna dalam kanvas cerita hidupku.

Diamku dilakukan

Dia adalah teman, dia adalah sahabat, dia itu partner. Kata katanya itu hiburan, tawanya adalagh lagu dan dengannya adalah waktu.
Diam itu melakukan. Tak harus diungkapkan, tak harus dikatakan.

Itu sekilas seperti keikhlasan, saat memberi tanpa mengharap balasan, saat berkorban tanpa pamrih. Begitulah semestinya cinta dan sayang itu seperti keikhlasan. Mencintai tanpa mengucapkan cinta, menyayangi tanpa harus bilang sayang.

Malamku, terjaga, menunggu

Malam terlalu malam untukku pulang, pagi terlalu pagi untukku membuka mata. Masih terjaga bersama sebatang rokok dan secangkir kopi berkecamuk dengan beribu imajinasi. Lelah masih hinggap mata ini tak juga terlelap.

Di warung kopi belakang kampus,

Senja lagi

Sore ini, lagi kuhabiskan senja di kanpus. Suasana udara yang dingin masih terasa setelah hujan lebat satu jam yang lalu. Seperti biasa, kampus sore ini sepi, hanya beberapa orang mahasiswa yg masih bertahan, entah mereka malas pulang atau sekedar memanfaatkan wifi kampus untuk internet gratis.
Satu hal yang ku suka dari suasana kampus ini yaitu menghabiskan waktu senja di sini. Begitu menenangkan. Memang terkesan aneh dengan waktu senja, sekejap ingatan ingatan itu muncul silih berganti. Semua itu berputar seperti film,

Pupus

Ini hari ke 6 puasa.
Dan hari hari ini mulai biasa. Aku sempat menaruh harapan pada seseorang meskipun awalnya aku ingin untuk berhenti dulu berjibaku dengan hal - hal yang berbau asmara. Nyatanya aku sempat menaruh hati padanya. Mungkin sekedar suka. Hal yang membuatku bingung.
Aku berusaha menjalin komunikasi intens layaknya orang yang sedang pedekate. Sampai beberapa hari cukup berlanjut,

Bingung..

Okey.
Sebelumnya gw bingung gw mau nulis apa. Tapi yang pasti gw harus nulis.
Gw sekarang lagi gak dikosan, di dalam gang kecil, di teras sebuah rumah sederhana di pinggiran kota.
Dengan beberapa teman sperjuangan.
Gw gak tau apa yang gw rasain sekarang. Yang pasti gw kangen. Kangen sebuah momen, kangen seseorang, kangen semuanya pokoknya.

Pagi bujang pengelana

Kelopak mata tertutup
Melekahkan,
Tubuh tergeletak tak berdaya
Siapa dia , siapa mereka
Dengan sandang seadanya
Sederhana tampak hina
Sekilas cerminan pengelana
Musafir tanpa arah

Malamku

Malam
Datang setelah senja
Menghapus siangnya
Yang lelah
Berganti malam
Berharap menjadi tenang
Menghapus yang lelah

Pekat

Kopi pagi

Selamat pagi hari ini
Bersama secangkir kopi
Kusampaikan salam hangat untukmu
Kopi manis semoga hari ini  pun manis
Rasa pahitnya semoga mengiringi warnamu yang pekat
Wangi kopi semoga sewangi hari ini
Seperti kopi pagi

Mereka telah mati

Dimana
Dimana api yang dulu membara
Membakar semangat jiwa yang tertidur
Membangunkan semangat di jasad yang telah mati
Dimana mereka menghilang

Waktu tak bisa terhenti
Semangat stagnan tergilas mati
Kemana jiwa jiwa itu
Yang dulu membangun pondasi ini
Jiwa itu telah mati
Mati suri

758 semangatku
Kini seperti sarang zombie
Manusia tanpa nyawa
Hidup yang seperti mati
Tp ada lagi prestasi
Yg ada hanya apatis dan pesimis
Dengan sosialis yang semakin kritis

Menaraku oh menaraku
Dapatkah engkau bertahan
Sampai kapan kau sanggup bertahan
Di atas alas rapuh
Yang kapan pun siap runtuh
Maafkan menaraku maafkan kerajaanku
Mereka telah mati

Menunggu senja menghilang

Senja kali ini
Tak seperti waktu itu
Tak seindah senja saat itu
Ketika kuhabiskan senja denganya
Senja ini kuhabiskan sendiri
Tanpanya ..

Aku menanti

Rindu ku untuk senja

Ku rindu senja menghampiriku
Menemani menyambut malam
Meski hanya sekali saja, namun itu terasa
Ku menunggu senja itu datang kembali
Menghampiri tanpa meminta
Senja itu ku rindu
Hadir denganya di sini
Di tempat ini saat ku melepasnya
Aku menunggu saat senja tiba
Rindu ku untuk senja..

Senja untuk dia

Senja itu
Untuk dia
Dia siapa?
Dimana dia?
Kenapa dia, bukan yang lain?

Crazy monday

Hari ini merupakan hari senin tergila buat ku. Hari senin yang sungguh spektakuler dengan berbagai kejutan di pagi hari. Semalem aku memutuskan untuk tidur lebih awal, sekitar jam setengah sebelas malem. Setelah selesai dengan pelatihan pagi sampai siang, ditambah ada final kompetisi futsal dan ada tamu minta bantuan terkait desain plus nelp keluarga dan seseorang di sana. Yap hari itu jadi hari yang cukup melelahkan buatku.

Sebenernya alesanku tidur lebih awal juga karena handphone ku tidak bisa mengakses internet karena ada masalah pada jaringan selulernya. Yah setidaknya aku bisa tidur lebih awal untuk menyambut hari senin besok.

Surprise!!!
Setelah kuaktifkan hp pagi - pagi kaget juga ternyata di hari senin ini

Zero

Pada akhirnya hanya Dia lah yang kekal. Tempat bergantung semua mahluk. Tiada yang abadi melainkan Dia. Dia lah Allah dzat yang maha segala - galanya.

Hari ini ku tulis ini setelah sadar bahwa cinta yang abadi hanyalah cinta kepadaNya. Cinta dan benci kepada mahluk hanyalah sementara dan senda gurau belaka. Ketergantungan dan kecintaan kepada mahlukNya membuatku lupa akan dzat yang begitu kekal.

Jakarta ramai kampusku sepi

Dimana aktivitas kmpus yg dahulu kudapatkan ceritanya. Dimana aktivis aktivis kampus? Dimanakah siswa dengan keMAHAanya...

Miring

Hari - hari hanya berjalan seperti biasa. Bangun pagi, kuliah, tugas, organisasi, nongkrong dll. Hanya itu rutinitas selama kurang lebih hampir 6 semeater. Seperti tanpa warna baru, sentuhan baru, nyaris tanpa hal baru.
Ya. Itulah setidaknya kejenuhan yang sedang dirasakan olehku saat ini. Semua begitu membosankan.