Selasa, 28 Juni 2016

Diamku dilakukan

Dia adalah teman, dia adalah sahabat, dia itu partner. Kata katanya itu hiburan, tawanya adalagh lagu dan dengannya adalah waktu.
Diam itu melakukan. Tak harus diungkapkan, tak harus dikatakan.
Itu sekilas seperti keikhlasan, saat memberi tanpa mengharap balasan, saat berkorban tanpa pamrih. Begitulah semestinya cinta dan sayang itu seperti keikhlasan. Mencintai tanpa mengucapkan cinta, menyayangi tanpa harus bilang sayang.
Begitulah yang disebut - sebut sebagai cinta yang tulus. Lakukanlah apa yang dibisa tanpa memaksa dan tanpa mengharap sesuatu pun darinya. Semua akan terasa ketika memang cinta sudah pada waktunya. Seperti hakikat cinta yang terpendam, mencintai dalam diam dan senantiasa mendoakan.
Seperti oksigen yang masuk ke dalam tubuh, mengisi setiap rongga dan cela - cela anatomi. Selalu mengisi kekosongan, memberi kehangatan. Cinta itu takdir Tuhan, bukan untuk dihindari atau disustakan, tapi dirasa dan disikapi dengan bijak agar cinta itu terus tumbuh dan berkembang.
Harapanku senjaku tak berakhir, ceritaku tak berujung, terus berulang dan berlanjut, terus tumbuh dan berkembang. Akan jadi cerita di masa nanti, sebagai suatu kenangan yang berarti. Tentang cinta dalam diam, saat senja itulah dirimu ada, terasa, meskipun tak selalu terlihat dan tak selalu dekat. Dan begitulah aku yang memilih tak mengungkapkanya, tapi hanya melakukan perwujudan cinta dalam sebuah keikhlasan. Itu akan lebih baik karena ku tak ingin kehilangan hanya karena ku ungkapkan.