Kamis, 27 Oktober 2016

Mentari

Selamat pagi mentari pagi
Silaumu menusuk mata
Memaksa aku terbangun dari mimpi
Yang tiada jadi nyata
Pengelana ini masih sendiri
Mencari definisi dari kata hati
Layaknya secangkir kopi
Glukosa menyamarkan jati diri
Kopi yang pahit jadi tak berarti
Rasa manismu menutupi

Sabtu, 15 Oktober 2016

Di dapur

Hujan di sore ini, aku sedang berada di dapur, di rumahku. Ya benar - benar di rumah. Bukan di dapur kostan atau di dapur basecamp. Ya. Aku sedanf berada di rumah, hanya ingin sekedar melepas kerinduan dengan keluarga dan melepas penat dari rutinitas kampus dan aktivitas aktivis kampus.
Saat ini hujan, atau lebih tepatnya hujan rintik, gerimis mengundang, mengundang kegalauan, mengundang berbagai kenangan. Jika saat gerimis sperti ini, aku jadi teringat saat - saat di tempat KKN,

Selasa, 11 Oktober 2016

Sementara

Hari ini, mungkin lebih tepatnya dini hari. Sperti biasa mataku enggan terpejam dengan ribuan kecamuk di kepalaku. Kegelisahan yang memghujam di dalam relung hati. Kata orang hidup itu harus bermasalah, klo gak mau bermasalah gak usah hidup.
Sementara kusibukkan otakku dengan masalah yang ada. Masalah kuliahku dengan nilai yang belum terbit, masalah skripsiku yang belum juga menemui masalah yang greget, dan masih banyak lagi kawan - kawan serta anak dari masalah itu.
Sementara

Sabtu, 08 Oktober 2016

KeLana

Hening, tak ada suara
Gelap tak ada cahaya
Sunyi dan begitu sepi
Hampa, hambar tanpa rasa
Kosong, polos tanpa warna
Sebuah cerita perjalanan