Kamis, 27 Oktober 2016

Mentari

Selamat pagi mentari pagi
Silaumu menusuk mata
Memaksa aku terbangun dari mimpi
Yang tiada jadi nyata
Pengelana ini masih sendiri
Mencari definisi dari kata hati
Layaknya secangkir kopi
Glukosa menyamarkan jati diri
Kopi yang pahit jadi tak berarti
Rasa manismu menutupi

Aku tahu aku ini awam
Dari rasa yang tak kupahami
Hanya sekedar menikmati
Seiring waktu terus berjalan
Meskipun kaki ini tak senantiasa beriringan
Tangan ini tak saling menggenggam
Mata ini tak saling memandang
Kita berpijak di lantai yang berbeda
Meskipun pernah sama
Tapi hanya sekejap saja
Menguap bersama panasnya masa
Engkau berada di sana
Dan aku tau kita tak bersama
Namun masih di bawah langit yang sama
Pada saatnya langit bumi pun akan bertemu
Bahkan tanpa diminta
Bibir ini hanya berucap, dalam doa, layaknya seorang hamba yg meminta
Untuk harapan, untuk impian
Untuk mentari pagi, semoga esok masih ada
Begitu juga kau, yang akan selalu terbit tanpa pesona...