Minggu, 20 November 2016

Weekend Journal

My weekend.. 20 Nov 16

Selamat malam, aku baru saja pulang dari kunjunganku ke Desa Kediri Gadingrejo tempat KKN ku pada bulan Juli yang lalu. Ini merupakan salah satu agenda weekendku kali ini. Aku sudah satu bulan lebih tidak pulang ke kampung, karena masih disibukkan dengan aktifitas kuliahku di kota Bandar Lampung.
Pada kesempatan ini aku akan menceritakan kegiatanku selama weekend ini yang menurutku tidak seperti weekend - weekend biasanya.

1. Ngupik

Ya... Aktifitasku dirumah cenderung akrab dengan upik abu. Mulai dari nyapu, ngepel, nyuci motor, benerin listrik, ke warung, ke pasar, anter jemput. Haha itu aktifitas rutinku di rumah yang tak bisa dianak tririkan. Dan kali ini aku dapet jatah ngepel lantai sedangkan adikku yang menyapu lantai. No problem, karena kebersihan adalah sebagjan dari iman, dan orang yang membersihkan adalah orang yang beriman. Amiiin.

2. Momong ponakan
Aku pulang di weekend ini salah satu alasanya adalah karena ponakanku Nafisa Safa Ayu Nindya yang baru berusia sekitar dua bulan minep dirumah. Maka aku harus pulang untuk menghabiskan waktu bersama ponakanku yang masih unyu ini. Pagi - pagi sekali aku sudah menggendongnya, sembari berjemur dan jalan - jalan. Awalnya agak ngeri mau nggendong bayi berusia fua bulan ini, tapi setelah dicoba ternyata lumayan bikin pegel karena lenganku harus menyangga bagian kepalanya. Walaupun demikian tapi cukup menyenangkan dan serru. Sesekali Safa merengek karena tidak mau diajak duduk, dia tau benar kalau aku duduk dan dia ini paling hobi diajak jalan - jalan hmmm. Aku juga mengajaknya ngobrol, meski dia belum bisa menawabnya tapi dia begitu memerhatikan saatku mengajaknya bicara. Dan sesekali dia berbicara entah apa itu, yang hanya dia dan Tuhan yang tahu artinya. Dan mungkin itu adalah jawabanya untuk obrolanku.
Siang ini, aku memangkunya sembari mengajaknya ngobrol karena ibunya sedang sholat jadi aku yang harus menjaganya. Tanpa diduga raut wajahnya berubah. Hmm kali ini dia pub. Aman dia pake popok bayi yang entah mereknya apa, dan kurasa tak bersayap hee. Jadi aman nggak mungkin bucor. Mungkin. Setelah beberapa kali tekanan, pub nya selesai. Ibunya mengangkatnya dari pangkuanku untuk dibersihkan (cebok). Dab ternyata popok bayi yang tak bersayap itu tak kuku menampung pub nya. Tumpahlah beberapa tetes cairan lub nya di celanaku. Hmmm terimakasih Safa udah pub di celana Om idik, yang tadinya niat gak mandi jadi mandi karena kena pub kamu.

3. Memetik buah
Aku tinggal di desa. Layaknya kehidupan di desa beberapa tanaman masih sangat asri, mau apa aja ada tanamanya dan tersedia tanpa harus beli. Di sekitar rumahku terutama, terdapat pohon belimbing, rambutan, jambu biji, jambu air, mangga, alpukat, jambu jamaika dan pepaya. Kali ini alhamdulillah buah - buahan di lingkungan rumahku sedang berbuah secara bersamaan. Ada pepaya, alpukat, mangga, jambu air, jambu bijidan jambu jamaika. Hal ini merupakan hal yang langka karena tidak kudapati selama aku dikota. Jadi tanpa pikir panjang lagi naluri survivalku muncul, aku segera memanjat pohon - pohon buah itu secara bergantian. Panen buah deh pokoknya. Selain panen gal ini juga sebagai quality time ku bersama keluarga di rumah. Karena emang jarang ada moment seperti ini. Memetik buah bareng bapak, ibu dan adekku. Walaupun lagi - lagi aku yang dikorbankan untuk memanjat pohon hee

4. Ke tempat KKN
Siang ini aku sengaja meluangkan waktu untuk berkunjung ke tempat KKN ku dulu. Di desa Kediri Gadingrejo, jarak tempuhnya selama setengaj jam dari rumahku. Memang sudah lama aku tidak mengunjungi desa itu, kurang lebih sudah hampir dua bulan aku tidak berkunjung ke sana. Singkat perjalanan aku telah sampai di desa Kedir. Pada awalnya aku ingin menyambangi tempat Mas Aan, seorang yang luar biasa dalam berperan mendampingi dan mengarahkan kegiatan kkn kami. Tapi ternyata rumahnya sepi, setelah kuhubungi via telpon juga tidak tersambung. Akhirnya kuputuskan untuk melihat pelebaran jalan dekat pemakaman dan singgah dulu ke tempat mbah Saring rumah singgahku saat aku KKN. Seaampainya di sana aku bertemu dengan mbah turni, istri mbah saring sedang meraut bambu untuk membuat kurungan ayam, sedangkan mbah Saring dan mas Untung sedang gotong royong di tempat tetangga. Di sana seperti biasa ngobrol panjang lebar, basa basi, tak lupa didampingi segelas kopi panas di teras samping rumah. Bermain dengan Naya anak mas Untung, bermain dengan kutek kuku nya yang baru saja dibeli di tempat mba Tonah. Obrolan ku dan mbah tutur berlangsung lama dengan sesekali melihat tanaman sayiran dan KRPL di skitar rumah.
Setelah cukup puas di tempat mbah Saring, aku berpindah singgah ke tempat Pak Rt Pairin, bapaknya Diyo. Dia adalah pak Rt yang sering menculikku di awal - awal hari KKN ku di desa kediri. Sesampainya di sana aku disambut oleh Diyo dan Ibu nya, ya aku lupa nama ibunya Diyo hehe. Kalau di sini yang tidak ketinggalan adalah teh tubruknya dan keripik pisang, ada juga jagung siap rebus di dua langseng, tapi belum di rebus. Berteman teh tubruk dan keripik pisang aku dan pak Pairin ngobrol panjang lebar tentang desa ini, tentang pak sekdes yang sedang kusut, tentang pak lurah yang baru, tentang KRPL yang sedang menurun performanya, dan tentang digester biogas baru yang sedang digali di belakang rumah pak Pairin. Karena cuaca sedang tidak bagus dengan suara gemuruh petir akhirnya kuputuskan untuk menlanjutkan persinggahan ke tempat mas Aan.
Sesampainya di sana hujan turun dengan derasnya, jadi aku terjebak di sana. Di sambut Citra yang baru saja selesai mandi, memperkenalkan sepatu baru dan pianika barunya. Hmmm yang pasti cerewetnya Citra kembali kutemui di sini. Cerewetnya Citra ini hampir seperti cerewetnya Nenek Citra teman KKN ku. Tak ketinggalan kopi hitam dan rokok kretek menemani obrolanku dengan Mas Aan. Dan seperti biasa kami ngobrol ngalor ngidul sambil diselingi canda dan tawa bersama keluarga kecil ini. Hujan masih turun dengan derasnya. Entah kapan istri mas Aan pergi ke dapur, alhasil mi rebus sudah siap dihidangkan. Mantap ujan - ujan makan mie rebus hee... Karena hujan cukup deras jadi aku putuskan untuk sekalian sholat maghrib di sini dan setelah maghrib aku kembali ke tempat mbah Saring.
Aku kembali ke tempat mbah Saring untuk menemuinya, ini adalah yang pertama dan utama. Karena beliau adalah bapaku disaat aku berada di desa ini. Masih dengan wajah ramahnya mbah Saring menyambutku dengan senyuman dan tawa khasnya. Dia tampak lebih muda dengan pitongan rambut barunya, meskipun ubanya tak bisa membohongi usia yang sebenarnya. Dan ada mas Untung yang sengaja datang ketempat mbah Saring untuk menemuiku. Dan..... Ditawari makan lagi, jadi ya aku makan lagi hehe.. Di sini sudah seperti rumah sendiri jadi kalau mau makan ya ambil dan cari sendiri. Begitulah kata mbah Saring dengan canda khasnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 19.30, jadi kuputuskan untuk pamit pulang. Nasehat mbah Saring yang tak lupa selalu diucapkan adalah " jangan pernah lupa dengan rumah ini, kapanpun mau datang, pintu rumah ini selalu terbuka lebar untukmu, kami tidak bisa memberi materi, hanya doa yng bisa kami beri untuk perjalananmu".

#akhirnya itulah seklumit cerita aktifitas akhir pekanku, tersimlan dalam jurnal blog pribadiku. Satu hal yang perlu diingat adalah manfaatkan limited time untuk quality time. Aku Sidik Aryono. Selamat malam......