Jumat, 11 November 2016

Penculikan Demisioner

Selamat pagi Saturday, saturday morning writting - writting.
Aku terbangun dari tidur produktifku setelah semalaman aku tak tidur. Hari yang cerah meskipun matahari masih malu - malu menampakkan sinarnya. Setelah mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh aku segera menyalakan laptop dan segera mengoneksikan dengan wifi portable androidku. Pertama - tama buka gadget dan cek beberapa pesan dari medsos yang tak terbalas karena semalam aku tidur lebih awal. Kubalas beberapa pesan yang masuk dan segera kunyalakan dispenser untuk menyeduh secangkir kopi. Ya secangkir kopi di pagi hari seakan wajib sebagai pembuka semangat meskipun hari ini weekend.


Sudah. Dan kenapa kutulis judul penculikkan demisioner pada blogku kali ini. Karena memang kemaren malam aku diculik oleh sesama ketua umum demisioner di Hima periode 2014 - 2015, sedangkan aku demisioner 2015 - 2016. Sebenarnya terlalu ekstrim jika disebut sebagai penculikan, karena ini bukan penculikan yang sebenarnya. Dia memintaku membantu desain untuk peringatan Hari Kesehatan Nasional pada 12 November 2016 ini. Jadi sembari menyelam minum air, desain itu hanya kata pengantar selanjutnya diskusi dan sharing lintas Demisioner Ketua Umum pun terjadi di malam itu.

Sedang ada masalah dan misi besar yang terjadi di Hima yang pernah aku dan dia pimpin. Masalah balas dendam kekecewaan di masa lalu, masalah politik, masalah pengkaderan, degradasi organisasi kemahasiswaan, senioritas, intervensi dan masih banyak lagi yng membuat permasalahan serta dinamika Himagara terlalu kompleks.

Di kepemimpinan yang baru ini, dimana Ketua Umum setelahku ini mengalami krisis kepemimpinan, krisis power of leader, krisis kepercayaan. Memang cukup miris ketika seorang pemimpin powernya kurang kuat, hal ini akan menyebabkan organisasi ini yang selama ini cukup bersih dan idealis disusupi kepentingan - kepentingan dari luar yang tidak seharusnya bisa masuk. Menurut analisis mantan ketum ini sedang ada settingan jangka panjang yang tidak disadari olehku dan oleh kami semua. Memang hal ini dilakukan oleh oknum yang pernah merasakan dan mengalami kekecewaan. Maka untuk membalas rasa kecewa tersebut dibangunlah sebuah kronologi jangka panjang yang sebentar lagi akan mencapai puncaknya. Memang analisis ini bukan sepenuhnya kebenaran, hanya saja beberapa indikasi yang sudah terjadi di dua tahun ini cukup membuktikan bahwa analisis pak mantan ketum ini akan menjadi sebuah fenomena besar. Dan ternyata masih banyak lagi hal - hal politis yang terjadi sela aku tidak berada di kampus dalam jangka waktu lima hari karena aku harus mengawal diksar PA. FYA!!!!! luar biasa emang intuisi mantan ketum ini, tercengang ia dan takjub ia. Ternyata dibalik sosok yang agak biasa  biasa saja ini menyimpan rahasia yang membuat dia pantas menjabat sebagai ketua umum pada masa itu.

Diskusi kami pun berlangsung hingga adzan subuh. Hal ini membuat aku tersentak bahwa setiap pemimpin mempunyai kelebihan dan kekurangan masing - masing. Dan yang terpenting adalah bahwa pemimpin dalam organisasi Hima mempunyai tanggung jawab moral dan struktural terhadap pemimpin - pemimpin penerusnya. Hal inilah yang seharusnya aku lakukan sebagai salah satu orang yang pernah menjadi pemimpin di Hima. Hasil diskusi malam ini menjadi porosku untuk melangkah kembali dalam menyikapi keadaan Hima yang sekarang ini sedang dilanda dinamika. Ini sebuah tantangan yang akan menguji kapasitas ku dan kapasitas  kmi para demisioner dalam menyelesaikan problrm organisasi kemahasiswaan. Sebelum nantinya harus benar - benar terjun pada dunia nyata. Closing statement "belajar tidak pernah mengenal kata cukup, dimana pu, kapan pun dan siapapun bisa jadi sumber belajarnya" yang terpenting adalah penalaran filterisasi terhadap berbagai sumber. Sekian, selamat Hari Kesehatan Nasional, Selamat Hari Ayah...